Sosial



Pergaulan Bebas ?! Masa Depan Terancam !!
Pergaulan bebas ? siapa yang tidak tahu pergaulan bebas ? pasti semuanya mengetahui hal tersebut . Mulai dari anak-anak ,remaja ,sampai yang dewasa . Pergaulan bebas memang menyebar diberbagai kalangan usia .
tetapi, yang lebih banyak menyebar adalah dikalangan remaja . hal ini menyebabkan semua orang tua merasa khawatir. Banyak remaja putri di Indonesia terancam kehilangan keperawanannya dan remaja putra di Indonesia terancam kehilangan kesehatannya .
Bayangkan jika hal tersebut terus-menerus terjadi ,mungkin negara Indonesia ini akan kehilangan banyak kunci masa depan yaitu anak-anak yang membanggakan Indonesia. Hal tersebut membuat anak remaja di Indonesia kehilangan masa depannya yang gemilang .
Pergaulan bebas ini dapat menyebabkan prestasi berkurang , kesehatan pun hilang.Tetapi , hal ini tidak akan terjadi jika kita menghindarinya . bagaimana cara menghindarinya ? mudah sekali .
kita dapat menghindarinya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjaga jarak kepada lawan jenis dan selalu mengikuti nasihat orang tua . Memang agak sulit untuk menghindari pergaulan bebas tersebut .
tetapi ingatlah masa depan kita masih sangat panjang jangan sampai dirusak oleh sesuatu yang tidak dikehendaki . Jika kita menghindari pergaulan bebas , maka masa depan kita sebagai remaja pun akan terlihat gemilang dikemudian hari .
Dan otomatis seluruh anak remaja dikemudian hari pun dapat membanggakan bangsa tanah air yang kita cintai ini . Mulailah kita hidup sehat dan tetap berada di dekat yang maha kuasa .



cr: http://pezat51newscommunity.blogspot.com



Kemiskinan

Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
4.1  Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A.   Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara                                                        
       global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1)      Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      Politik ekonomi yang tidak sehat.
3)      Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)       Beban hutang
6)       Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
B.   Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal
C.   Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
D.  Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

Pengertian
Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan hidupnya kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok para warga kelompok sosial, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial.

Klasifikasi Masalah Sosial
- Faktor-faktor ekonomis
- Biologis
- Bio-psikologis
- kebudayaan

Masalah-Masalah Sosial yang penting
- Kemiskinan
- Kejahatan
- Disorganisasi keluarga
- Masalah generasi muda
- Peperangan
- Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
- Masalah kependudukan
- Masalah lingkungan

- Birokrasi, dan lain-lain


Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalahsebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah lengkap.
Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu. Kedua kondisi tersebut terjadi sangat berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap anak.

Bahaya Merokok Bagi Perempuan Lebih Tinggi


 Jumlah perokok Indonesia sekitar 60 juta dan jumlah perokok perempuan di perkirakan 2,1 juta. Sejauh ini memang lebih banyak pria, tapi tiap tahun jumlah perokok wanita terus meningkat.
Prevalensi jumlah perokok perempuan pada tahun 2001 adalah 1,3 persen dan naik menjadi 4,5 persen pada tahun 2004, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 dalam Fakta Tembakau Indonesia. Tahun ini diperkirakan 5 persen perempuan di Indonesia yang merokok.
Makin tingginya jumlah wanita perokok tentu memprihatikan. Menurut Menteri Kesehatan, Endah Rahayu, hal itu disebabkan antara lain oleh kampanye pencitraan dari industri tembakau. Karena itu tema peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia tahun ini mengambil tema Perempuan dan Masalah Merokok.
Selain menjadi perokok aktif, ternyata jauh lebih banyak wanita yang menjadi perokok pasif. Diperkirakan 65,6 juta wanita dan 43 juta anak-anak di Indonsia terpapar asap rokok. Hal ini terjadi karena 91 persen perokok merokok di rumah, tidak jauh dari istri dan anak-anak. Padahal, bahaya perokok pasif sama dengan perokok aktif.
Seorang wanita akan menjadi calon ibu. Bayi yang lahir dari ibu perokok beresiko mengalami cacat janin, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan jiwa. Rokok mengandung ribuan racun yang dapat mengancam keselamatan janin, karena itu ibu yang merokok saat hamil sama dengan meracuni janin dengan sengaja.
Merokok juga menjadi pemicu berbagai penyakit, seperti kanker paru, kanker mulut rahim, serangan jantung, atau asma. Penelitian menunjukkan, wanita perokok yang menggunakan pil KB beresiko terkena serangan jantung, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah 10 kali lebih besar dari yang bukan perokok.
Kebiasaan merokok kerap disepelekan, padahal bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sangat nyata. Oleh karena itu, kini saatnya untuk keluar dari jeratan asap, baik sebagai perokok aktif juga pasif.(kompas).

Masalah dan Potensi Generasi Muda

Masalah dan Potensi Generasi Muda

1. Permasalahan Generasi Muda

Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :


a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.

b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.

c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.

d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.

e. Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.

f. Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.

g. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.

h. Merebaknya penggunaan NAPZA dikalangan remaja.

i. Belum adanya peraturanm perundangan yang menyangkut generasi muda.

Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.



2. Potensi-potensi Generasi Muda

Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

a. Idealisme dan Daya Kritis

Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.

b. Dinamika dan Kreativitas

Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.

c. Keberanian Mengambil Resiko

Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.

d. Optimis dan Kegairahan Semangat

Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.

e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni

Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.

f. Terdidik

Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.

g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan.

Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif. Akan tetapi, keanekaragaman masyarakat Indonesia merupakan potensi dinamis dan kreatif jika ditempatka dalam kerangka integrasi nasional yang didasarkan pada semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

h. Patriotisme dan Nasionalisme

Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.

i. Sikap Kesatria

Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.

j. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi

Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidilkan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.

INDIVIDU 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6B1x54NCMsPaFgZ8d9q-PVr1mV9_PJiAV9449YjY85-sQuDQYgKYQCjkNc5U7aflu5jKM3OC5brYX56PleQXnp6jYB1BB_Kubyr1vwQRmCJ65pI0My97rG_Nzh-0a4fioRQTnh2mas6UJ/s1600/individu.jpg

Kehidupan sosial antara individu dengan individu merupakan awal dari terbentuknya keluarga dan masyarakat. Ini merupakan langkah awal dalam terbentuknya suatu hubungan-hubungan sosial yang terjalin di dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Sebagaimana, tanpa adanya individu keluarga dan masyarakat tidak akan tercipta begitu pula sebaliknya. Hubungan sosialisasi yang baik antara individu yang satu dengan yang lain sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat sosial yang teratur. Hubungan baik antara individu dengan individu sangat diperlukan karena ini adalah hubungan yang dibina paling awal dalam kehidupan masyarakat sosial. Dari uraian tersebut di atas kita dapat mengetahui bahwa hubungan individu dan masyarakat itu dapat ditinjau dari segi masyarakat saja (totalisme), ditinjau dari segi individu saja (individualisme) dan ditinjau dari segi interaksi individu dan masyarakat. Dengan memperhatikan tiga pandangan ini maka bagaimana hubungan individu dan masyarakat di Indonesia? Profesor Supomo menyatakan bahwa hubungan antara warga negana dan negara Indonesia adalah hubungan yang integral. Driyarkara SY menyatakan bahwa hubungan masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah hubungan yang integral (Driyarkara, 1959, p. 225). Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa paham yang dianut untuk menggambarkan hubungan antara individu dan masyarakat di Indonesia adalah paham integralisme.

Paham inntegralisme berpendapat bahwa individu-individu yang bermacam-macam itu merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan yang utuh. Manusia dalam masyarakat yang teratur dan tertib itu berada dalam suatu integrasi. Menurut Dniyarkara SY integrasi semacam ini dapat berarti dalam arti sosiologis dan psikologis, sebab manusia yang berada dalam integrasi itu merasa aman, tenang dan bahagia. Integrasi semacam ini terdapat dalam masyanakat kecil maupun besar, seperti keluarga, desa dan negara.

Individu selalu mencari berbagai macam lingkungannya tetapi lingkungan yang pertama kali akan di temuai oleh individu adalah lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga merupan suatu aspek bagi individu untuk dapat mengembangkan kemampuan atau kapasitasnya .didalam lingkungan keluarga secara tidak langsung individu telah bersentuhan langsung dengan berbagai aspek sosial. Dan sementara itu di dalam lingkungan masyarakat merupakan aspek lanjutan dari lingkungan keluarga ,lingkungan masyarakat sangat luas sehingga individu dapat mengekspresikan sesuatunya yang sudah di pelajari di lingkungan keluarga.

Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.ini merupakan pendapat-pandapat dari Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu adalah mahkluk perseorangan yang terdiri dari atau terbentuk dari tiga aspek ,yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dan untuk membentuk ketiga aspek tersebut manusia harus menjalankan sejumlah bentuk sosilisasi dan itu lah yang dapat membentuk ketiga aspek tersebut.

Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.

cr:
http://prabowo-womanizer.blogspot.com


KELUARGA


Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Semua itu mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan masyarakat .individu tidak bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan aspek sosialnya. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu. Di dalam kehidupan berkeluarga, sosialisasi yang baik sangat diperlukan dalam mempertahankan keharmonisan hubungan di dalam keluarga. Keluarga merupakan sebagai lingkungan utama dalam membentuk kepribadian anggota di dalam keluarga tersebut. Keluarga sebagai media pembinaan anggotanya dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sosial. Pembinaan yang baik akan menciptakan kehidupan keluarga yang baik di dalam lingkungan kemasyarakatan. Hubungan yang harmonis di dalam keluarga sangat penting agar dapat membentuk pribadi yang baik, karena apapun yang terjadi di dalam keluarga akan berpengaruh besar kepada tiap-tiap anggota keluarga yang termasuk di dalamnya. Sebagaimana Individu tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa adanya keluarga sebagai media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial.

cr:
http://prabowo-womanizer.blogspot.com

KEHIDUPAN MASYARAKAT


Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik merupakan hasil dari hubungan yang baik antara individu dengan individu dan di dalam hubungan keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial. Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.

Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. 

Hubungan antara masyarakat dan individu dapat digambarkan sebagai kutub positif dan kutub negatif pada aliran listrik. Jika dua kutub itu dihubungkan listrik ia akan mampu memberi kekuatan baginya dan menimbulkan suasana yang cerah. Jika individu dan masyarakat dipersatukan maka kehidupan individu dan masyarakat akan lebih bergairah dan suasana kehidupan individu dan kehidupan masyarakat akan lebih bermakna dan hidup serta bergairrah.

Dapat disimpulkan bahwa Hubungan individu dan masyarakat menurut paham individualistis. Individualisme suatu paham yang menyatakan bahwa dalam kehidupan seorang individu kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Individu yang menentukan corak masyarakat yang dinginkan. Masyarakat harus melayani kepentmgan individu. Individu mempunyai hak yang mutlak dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum.

Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme berpendapat bahwa hubungan antara individu itu seperti hubungan antar atom-atom yang membentuk molekul-molekul. Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah. Bukan kesatuan yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dalam masyarakat.

Pandangan individualistis ini yang otomistis ini berakar pada nominalisme suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa konsep-konsep umum itu tidak mewakili realitas dari sesuatu hal. Yang menjadi realitas itu individu. Realitas masyarakat itu ada karena individu itu ada. Jika individu tidak ada maka masyarakat itu tidak ada. Jadi adanya individu itu tidak tergantung pada adanya masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa semua itu mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan masyarakat .individu tidak bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan aspek sosialnya. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.
cr:
http://prabowo-womanizer.blogspot.com
   Pelanggaran
Perbuatan (perkara) melanggar, tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.[1] Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
  Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
Norma
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama – kelamaan  norma - norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.
Norma, aturan prosedural dan aturan perilaku dalam kehidupan social pada  hakikatnya bersifat kemasyarakatan. Yang di maksud bersifat kemasyarakatan bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial tetapi juga karena norma norma tersebut adalah pada dasarnya merupakan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Norma-norma adalah bagian dari masyarakat. 
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan, maka bagi tiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing - masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing - masing.



Tawuran, Imbas Akumulasi Masalah Sosial




Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerhati Pendidikan Yudhistira ANM Massardi menilai tawuran antarpelajar yang kian marak merupakan imbas dari akumulasi berbagai masalah sosial.

"Tawuran antarpelajar, antarwarga, antargolongan, antarkelompok masyarakat, bahkan antarangkatan bersenjata terjadi akibat para penegak hukum yang bobrok," kata Yudhistira saat dihubungi metrotvnews.com, Senin (7/10).

Saudara kandung Adhie M Massardi, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih itu juga mengatakan tawuran merupakan akumulasi dari berbagai masalah sosial. Menurutnya, pemicu utama tawuran adalah adalah ketidakadilan, kegagalan penegakan hukum, dan kegagalan sistem pendidikan nasional.

"Kebrutalan dalam tawuran antarpelajar sejak tahun 1970-an sudah menimbulkan sejumlah kematian yang sia-sia. Pemicu utamanya adalah ketidakadilan, kegagalan penegakan hukum, dan tidak kalah tragisnya adalah kegagalan sistem pendidikan nasional."

Menurut Yudhistira, apabila hukum dan keadilan tidak dapat ditegakkan secara tegas, tawuran akan terus terjadi.

"Akan terus terjadi sebagai keniscayaan bila hukum tidak tegak secara tegas, adil, dan benar," kata Yudhistira.

Editor: Edwin Tirani

8 juta penyandang masalah sosial butuh penanganan

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak delapan juta penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) membutuhkan penanganan serius, demikian menurut data Kementerian Sosial.

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan pemerintah membutuhkan bantuan dari semua pihak untuk menangani PMKS yang mencakup 1,8 juta penduduk lanjut usia terlantar; 3,8 juta orang dengan kecacatan, 230 ribu anak jalanan, serta empat juta penyalahguna narkoba.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, ia mengatakan penanganan penyandang masalah sosial tidak selesai dengan menempatkan mereka di panti-panti sosial atau panti jompo. Sebagian penyandang masalah sosial juga membutuhkan bantuan pendampingan dan pembinaan.

Ia menjelaskan, pemerintah sudah menerapkan beberapa program untuk menangani masalah sosial antara lain berupa pemberian asuransi bagi penduduk lanjut usia terlantas, bantuan usaha ekonomi produktif bagi penyandang cacat, tabungan sekolah bagi anak jalanan, dan bantuan untuk kelompok usaha bersama.

"Berbagai program tersebut, sudah berjalan sebagai upaya untuk akselerasi pananganan PMKS yang bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk peran serta pemda setempat," katanya.

Pemerintah, ia melanjutkan, masih membutuhkan peran serta pemerintah daerah dan masyarakat melalui lembaga kesejahteraan sosial untuk menangani permasalahan sosial di daerah.

Dia juga berharap pelaku usaha ikut mendukung upaya penanganan masalah sosial. "Bagaimana pun, apalah artinya sukses di bidang bisnis kalau tidak dibarengi dengan investasi sosial," demikian Menteri Sosial.


Editor: Maryati


Korupsi Sebagai Masalah Sosial


Jika ditanya bagaimana kabar Indonesa hari ini? Jawabannya adalah memprihatinkan!!!. Pasalnya negeri ini memang sedang ditimpa berbagai masalah sosial, khusunya masalah tenatang perpolitikan. Sampai hari ini, peran pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat masih dipertanyakan, banyak masalah-asalah sosial dalam lingkup politik yang berakar dari penyalahgunaan kekuasaan dan kebijakan yang diselewengkan.
Kepentingan seringkali membuat para aktor politik haus akan kekuasaan. Seperti yang sedang ramai dibicaran saat ini menjelang PEMILU 2014 yang tak luput dari isu-isu black campaign serta ongkos politik yang dinilai sangat mahal. Tingginya ongkos politik untuk menjadi calon Presiden (Capres) RI membuat Capres muda sulit bersaing dengan capres-capres tua yang sudah memiliki  modal politik cukup tinggi. “Satu capres minimal harus keluarkan dana sekitar Rp 7 triliun dan itu tidak dimiliki oleh capres muda yang memiliki idealis.” Dari sinilah masalah yang lebih besar kemudian muncul ke permukaan. Banyaknya berbagai kepentingan aktor politik menjadikannya menghalalkan segala cara untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuannya. Cara yang ditempuh para aktor politik itu adalah dengan melakukan korupsi yang dapat menyeret masyarakat ke dalam jurang permasalahn sosial.
Dalam salah satu literatur politik (Kartono, 2003) dijelaskan bahwa korupsi tidak ubahnya seperti benalu sosial yang merusak sendi-sendi stuktur pemerintahan, dan menjadi hambatan paling utama bagi pembangunan. Dalam prakteknya, korupsi sangat sukar sekali bahkan hampir-hampir tidak mungkin diberantas. Sebab, amat sulit meberikan pembuktian-pembuktiannya, lagi pula sulit mengejarkan dengan dasar-dasar hukum. Namun akses perbuatan korupsi sangat merugikan Negara dan Bangsa. Hingga saat ini korupsi merupakan masalah sosial yang merugikan sebagaian sebagian besar warga Indonesia.
Sebegitu mengerikan korupsi menjadikan ekonomi menjadi berbiaya tinggi, politik yang tidak sehat, dan moralitas terus merosot. Korupsi juga menyebabkan mutu pembangunan manusia, Indonesia berada pada ranking 111, setingkat di atas Vietnam, tetapi jauh dari negara2 di Asia Tenggara, dan bahkan di bawah Srilanka (UNDP, 2004). Selain itu, korupsipun menyebabkan Negara ini mempunyai daya saing yang rendah, bahkan disbanding negra tetangganya di Asia Tenggara dan Selatan. Laporan world Competitiveness Report yang di rilis bulan Mei 2005 menunjukkan, dari 60 negara di survey Indonesia berada pada ranking ke 59 (setingkat di atas Venezuela) .
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, korupsi berdampak pada kemrosotan moralitas bangsa. Para aktor politik memiliki sistem terorganisir dalam perburuan kekuasaan. Mereka seolah berburu kekuasaan dengan menggunakan partai sebagai alatnya. Setiap partai memiliki ketua dan memiliki daerah teritorial kekuasaan.Ibaratnya, bila partai lain melakukan tindakan subversif terhadap teritorial partai lain, tindakan itu mengundang agresi atau perlawanan dari partai lain untuk melindungi kepentingan komplotannya.
Tidak dapat dipungkiti jika sebagain besar pesohor negeri ini memang sudah mengalami kemrosotan moralitas. Terbukti bahwa sebagian besar pejabat politik mengadopsi mental koruptor. Hal ini nampak melalui berbagai persoalan politik seperti sengketa pemilu, kasus suap, mark up anggaran, dinasti kekuasaan, dan berbagai perilaku korupsi pejabat yang merajalela di berbagai instasi pemerintah lainnya.
Kondisi politik di Negeri ini sudah sangat kronis. Adanya penyalahgunaan kekuasaan, dengan penguasa membohongi rakyat juga menguras banyak uang rakyat. Rakyat selalu ditipu oleh narasi politis para pejabat di panggung politik.


cr: http://politik.kompasiana.com/2013/10/25/korupsi-sebagai-masalah-sosial-602060.html

Mensos ajak sikapi krisis dengan semangat pahlawan

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengajak masyarakat menyikapi krisis multidimensi yang melanda bangsa dan berdampak pada melemahnya ketahanan nasional ini dengan meneladani semangat perjuangan para pahlawan.

"Perahu bangsa ini berada di persimpangan jalan, sehingga membutuhkan teladan agar jati diri Indonesia tidak karam di tengah samudera kehidupan yang semakin langka tokoh panutan," kata Salim Segaf dalam suatu acara dialog, di Jakarta, kemarin.

Dialog yang juga dihadiri Direktur Utama Perum LKBN Antara Saiful Hadi tersebut dilakukan menjelang Hari Pahlawan Tahun 2013 dengan tema "Pahlawanku Idolaku".

Menurut mensos, sosok panutan menjadi sesuatu yang langka sehingga dibutuhkan kontemplasi atas keinginan pahlawan bangsa, setelah negeri ini merdeka. Para pahlawan, katanya, tidak minta pamrih tapi hanya ingin negeri ini menjadi sejahtera dan berdaulat.

"Diperlukan kontemplasi untuk memahami hakikat perjuangan para pahlawan," kata Salim Segaf.

Saat ini, Kementerian Sosial mencatat 157 pahlawan nasional, rekam jejak perjuangannya tersimpan dengan baik dan memiliki kata sama untuk negara berdaulat, adil, makmur serta sejahtera.

Mengenai sering kali terjadi perbedaan, mensos mengatakan merupakan suatu keniscayaan dan titik temu adalah hakikat yang harus dicari.

Indonesia memiliki 500 ragam budaya dan 700 bahasa daerah yang seharusnya menjadi kekuatan sebagai ciri khas jati diri bangsa.

"Semangat yang harus dibangun adalah menjaga NKRI agar kesejahteraan merata di berbagai pelosok negeri. Kita harus bergandengan tangan tanpa membedakan kepentingan," kata Salim Segaf.

Melalui peringatan Hari Pahlawan, dia berharap bisa meningkatkan semangat dengan berbagai karya nyata, sehingga memaknai kepahlawanan di era perubahan global merupakan prestasi yang diraih, seperti swasembada beras, jaya dengan gotong royong.

"Kesetiakawanan sosial adalah kata bersama untuk mengisi ruang kemerdekaan dan memenuhi janji bagi pahlawan pejuang bangsa," katanya.
(A025/T007)
Editor: Ruslan Burhani
Cr: http://www.antaranews.com/berita/401093/mensos-ajak-sikapi-krisis-dengan-semangat-pahlawan

Kemsos salurkan bantuan pengentasan kemiskinan Rp2,7 miliar

atang (ANTARA News) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan program pengentasan kemiskinan sebesar Rp2,7 miliar lebih kepada Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri di Batang, Sabtu, mengatakan bantuan tersebut untuk merenovasi rumah yang tidak layak huni sebanyak 200 keluarga, kelompok usaha bersama sebasar Rp200 juta, dan sarana lingkungan senilai Rp100 juta.

"Pemberian bantuan bedah rumah sebesar Rp10 juta pada 200 keluarga ini agar dibelanjakan material bangunan dengan proses pembangunan dengan gotong royong," katanya.

Menurut dia, kegotongroyongan ini bertujuan agar masyrakat saling saling peduli dan mempererat tali persaudaraan dengan tetangganya.

Sedang untuk bantuan kelompok usaha bersama, kata dia, merupakan bantuan stimulan pemerintah kepada masyarakat agar terangkat dari kemiskinan denngan memiliki usaha.

Ia mengatakan hingga saat ini keberadaan rumah tidak layak huni di Indonesia masih sekitar 2,3 juta sehingga untuk mengurangi jumlah tersebut maka Kementerian Sosial membuka program bedah kampung dengan lokasi yang berbeda setiap tahunnya.

"Program bedah rumah kampung ini sudah dilakukan sejak 2005. Hingga saat ini sudah mencapai sekitar Rp5 miliar untuk 21 titik program keserasian sosial yang satu titik sebesar Rp109 juta di wilayah Jawa Tengah" katanya.

Sementara itu Wakil Bupati Batang, Soetadi mengatakan bahwa pada 2012, pemkab melakukan bedah rumah tidak layak huni sebanyak 1.100 unit.

"Jumlah total rumah tidak layak huni di Batang sebanyak 24 ribu unit. Adapun 2.000 rumah sudah masuk anggaran pada APBD sehingga masih tersisah 22 ribu unit," katanya.

Ia mengatakan pada APBD penetapan 2013, pemkab sudah menganggarkan dana bantuan RTLH sebesar Rp3,75 miliar dan APBD perubahan sebesar Rp4,95 miliar.

"Oleh karena itu, kami meminta pada Kementerian Sosial dapat memberikan bantuan RTLH lagi pada warga Kabupaten Batang," pintanya.
(KR-KTD/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Cr: http://www.antaranews.com/berita/396763/kemsos-salurkan-bantuan-pengentasan-kemiskinan-rp27-miliar

Kemensos salurkan bantuan Rp941 juta untuk pengungsi

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan tanggap darurat untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Provinsi Sumatera Utara senilai lebih dari Rp941 juta.

"Total Bantuan dari Kemensos Rp941.631.000. Dengan bantuan tersebut, diharapkan bisa meringankan beban mereka di pengungsian," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Kamis.

Bantuan tahap awal dari Dinas Sosial Kabupaten Karo sebanyak tiga ton beras dan 3.000 lembar selimut.

Sementara, dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sebanyak 600 lembar kain sarung, selimut 600 lembar, 3.600 daster, 700 kaos berkerah dengan nilai Rp304.181.000.

Bantuan tahap lanjutan, kata Mensos, dari Gudang Kementerian Sosial berupa lauk Pauk sebanyak 10.000 paket dikirim pada 16 September 2013 dengan nilai Rp 637.450.000.

Selain bantuan lauk pauk dan Kemensos juga mengerahkan 95 personil Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu evakuasi pengungsi.

Tagana telah mendirikan dapur umum di enam titik pengungsian, juga mendirikan tenda di delapan titik pengungsian lainnya.

Sementara Dinas Sosial setempat sudah mendirikan posko di Gedung KNPI dan juga sudah diserahkan bantuan ikan asin sebanyak 600 kg dan sayuran yang disebar di 21 titik pengungsi.

Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terjadi pada 15 September 2013 pukul 02.51 WIB mengakibatkan ribuan orang mengungsi.


Editor: AA Ariwibowo

Cr: http://www.antaranews.com/berita/396350/kemensos-salurkan-bantuan-rp941-juta-untuk-pengungsi


Jokowi: Pelajar Tawuran, Keliru Besar

Metrotvnews.com, Jakarta: Dua sekolah menengah atas (SMA) negeri favorit di kawasan Bulungan sempat terlibat tawuran yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Saat ini keduanya dapat duduk bersama dalam satu ruangan. Seperti yang terjadi di Gelanggang Olah Raga (GOR) Bulungan, Jakarta, Kamis (18/4).

Mereka bersuka cita menyambut kedatangan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Mantan Wali Kota Surakarta itu menjadi pembicara utama dalam dialog yang diikuti SMA N 6 dan 70.

Jokowi yang mengenakan kemeja batik coklat lengan panjang tersebut mengingatkan pelajar kedua sekolah untuk memegang teguh rasa persatuan dan persaudaraan.

"Budaya tawuran itu tidak ada (di Indonesia). Yang namanya di Singapura, di Korea, di Jepang, mereka bisa bangkit dari krisis karena apa? Saling tolong menolong. Saling kasih mengasihi antara senior dengan juniornya, antarkawannya antarsekolah satu dengan lainnya," ujar Jokowi.

Menurut dia, salah besar jika sesama bangsa Indonesia saling berbaku hantam dan bermusuhan. Sepatutnya, lanjut Jokowi, pelajar Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain.

"Jangan malah saling berantem satu sama lain. Keliru besar! Sekarang, sanggup ga tawuran?" tanya Jokowi. Tak ada siswa yang menjawab.

Dia pun mengulangi pertanyaannya, "Sanggup anak-anak?" Pelajar SMA 6 dan 70 itu menjawab, "Sanggup."

"Yakin?" tanya Jokowi untuk menegaskan. Namun, tak ada pelajar yang menjawabnya.

Setelah itu, dia membuat permainan untuk membangun kekompakan antarpelajar sekolah tersebut. Politikus PDI Perjuangan itu meminta tiga orang siswa SMA N 6 dan tiga dari SMA N 70, maju.

Dia lalu meminta pelajar SMA 6 menggendong siswa SMA 70, begitu pula sebaliknya. Permainan itu mendapat sambutan meriah dari para pelajar dan tamu undangan, seperti Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Polisi Sudjarno.

"Kita harus tolong menolong. Budaya itu yang harus dibangun, jangan budaya tawuran," kata Jokowi.


Editor: Khudori
cr: http://www.metrotvnews.com

 



0 komentar:

Template by:

Free Blog Templates